Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Tertua di Indonesia

Taman Nasional Gunung Leuser merupakan salah satu kawasan konservasi alam tertua yang berada di Indonesia lebih tepatnya di pulau Sumatera

menikmati keindahan taman nasional gunung leuser

Gn Leuser atau biasa disebut dengan Taman Nasional Gunung Leuser berada di ujung pulau Sumatera, merupakan salah satu  Kawasan Konservasi Alam di Indonesia. Secara administrasi, taman nasional gunung leuser ada di provinsi Aceh dan Sumatera Utara yang dikelilingi oleh 6 kabupaten yaitu kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Langkat dan Karo. Luas gunung leuser saat ini adalah sekitar 830.268,95 hektar, dimana luas sebesar 624.913,81 ha atau 75,27% berada di provinsi Aceh  dan sisanya seluas 205.355,14 ha atau 24,73%  berada di provinsi Sumatera Utara.

Keanekaragaman ekosistem yang dimiliki oleh Taman Nasional Gunung Leuser tersebar mulai dari pesisir pantai hingga ke puncak gunung, dari hutan bakau hingga belantara hutan hujan tropis yang sangat lebat. Sehingga TNGL menjadi kawasan hutan hujan tropis yang sangat penting di Asia Tenggara, karena kaya akan berbagai jenis flora dan fauna. Sistem pengelolaan yang terdapat di kawasan taman nasional gunung leuser berupa sistem zonasi, dimana dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, budidaya, pariwisata dan rekreasi. Tidak heran jika taman nasional ini menjadi surganya bagi para peneliti dan wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Taman nasional gunung leuser adalah, rumah bagi 4.000 jenis tumbuhan yang terdapat di taman nasional tersebut, yang beberapa diantaranya termasuk ke dalam tumbuhan endemik, langka dan di lindungi oleh pemerintah. Selain tumbuhan, satwa yang terdapat di kawasan TN gunung leuser pun sangat menarik, karena dari 129 spesies mamalia yang terdapat di pulau Sumatera, 65% diantaranya berada dikawasan taman nasional gunung leuser dan kawasan ekosistem leuser, termasuk empat satwa eksotis dunia yang menjadi fokus dari pihak pengelola. Karena TNGL merupakan satu-satunya habitat bagi gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), dan Orangutan Sumatera (Pongo abelii).

Sejarah Taman Nasional Gunung Leuser

Pengusulan untuk terbentuknya TNGL sudah dimulai sejak era pemerintahan kolonial Belanda, lebih tepatnya pada tahun 1928. Dr. FC Van Heurn seorang ahli Geologi kewarganegaraan Belanda, menyarankan kepada pihak kolonial yang memerintah kala itu untuk memberikan status kawasan konservasi dan status perlindungan pada hutan di sekitar gunung leuser, yang terbentang dari Singkil (hulu sungai simpang kiri) di bagian selatan, dan sepanjang bukit barisan, lembah sungai tripa hingga rawa pantai Meulaboh di bagian utara. Lalu pada tahun 1934 ditetapkanlah gunung leuser sebagai suaka margasatwa dengan luas 142.800 ha. Untuk lebih jelas mengenai sejarah dan status Gunung Leuser, kalian bisa lihat melalui infografis dibawah ini.

Sejarah dan Status Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser

Taman Nasional Gunung Leuser merupakan salah satu dari lima Taman Nasional tertua di Indonesia, yang diresmikan oleh pemerintah RI pada tanggal 6 Maret 1980, berdasarkan SK Menteri Pertanian No: 811/Kpts/Um/II/1980. Setelah resmi menjadi Taman Nasional, banyak gelar atau status nasional dan internasional yang didapatkan oleh tn gunung leuser tersebut, diantaranya adalah Cagar Biosfer tahun 1980, Asean Heritage Park tahun 1984, Tropical Rainforest Heritage of Sumatera atau Situs Warisan Dunia pada tahun 2004 dan Kawasan Lindung Nasional tahun 2008.

Jalur Pendakian dan Tarif Masuk Kawasan TNGL

jalur pendakian dan tarif tiket masuk taman nasional gunung leuser

Leuser gunung termasuk ke dalam gunung yang memiliki jalur pendakian terpanjang di Indonesia. Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, dikatakan pula bahwa jalur pendakian gunung leuser tidak hanya menjadi yang terpanjang di Indonesia melainkan juga di kawasan Asia Tenggara. Karena gunung leuser tercatat berada dalam Gugusan Pegunungan Bukit Barisan di pulau Sumatera, maka terdapat tiga puncak gunung yang bisa kalian tuju ketika sedang mendaki gunung leuser. Puncak-puncak tersebut adalah puncak leuser dengan ketinggian 3.119 mdpl, lalu puncak loser yang memiliki ketinggian 3.404 mdpl dan puncak tertinggi yang terdapat di kawasan tn leuser adalah puncak tanpa nama dengan ketinggian 3.445 mdpl. 

Terdapat tiga jalur pendakian yang bisa kalian gunakan untuk mencapai puncak leuser, yakni jalur Kedah, jalur Agusan, dan jalur Meukek berdasarkan laman www.gunungleuser.or.id. Untuk jalur Kedah yang merupakan jalur pendakian yang sering digunakan sangat direkomendasikan oleh pihak pengelola, jalur yang berada di desa Penosan Sepakat, Kec. Blangkejeren, Kab. Gayo Lues ini, membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 7 hingga 8 hari untuk mencapai puncak leuser dengan panjang jalur sekitar 51 km, jika ditambah dengan waktu pulang maka akan membutuhkan waktu 14 - 15 hari untuk melakukan pendakian pulang pergi melalui jalur Kedah ini. Jalur pendakian Angusan merupakan jalur pendakian yang lebih panjang dan memakan waktu lebih lama untuk mencapai puncak leuser. Sedangkan untuk jalur Meukek, jalur yang sangat jarang digunakan karena jalurnya yang cukup ekstrim dan curam. Selain itu kalian juga akan membutuhkan perlengkapan khusus jika ingin mendaki leuser melalui jalur Meukek ini.  

Dari ketiga jalur tersebut, jalur pendakian Kedah lah yang menjadi favorit banyak pendaki dan peneliti untuk memulai pendakian mereka. Kedah menjadi jalur aktif yang sering dilalui olah binatang liar, kalian akan sering menemukan jejak binatang mamalia besar seperti Harimau Sumatera, Rusa dan Kambing hutan disepanjang jalur pendakian tersebut. Berikut adalah rute perjalanan jika kalian melakukan pendakian melalui jalur Kedah: Desa Kedah - Sinnebuk Green - Tabacco Hut - Simpang Angkasan - Camp I -Puncak Angkasan - Pos Kayu Manis I - Pos Kayu Manis II - Pos Kayu Manis III - Lintasan Badak - Papanji - Blangbeke - Camp Alas - Pos Kuta Panjang - Kolam Badak - Bivak I - Camp Putri - Bivak Kaleng - Bivak Batu - Simpang Tanpa Nama - Puncak Loser - Puncak Leuser - Puncak Tanpa Nama.  

Berdasarkan laman www.gunungleuser.or.id, untuk tarif masuk ke dalam kawasan taman nasional gunung leuser cukup beragam, kalian bisa lihat gambar dibawah  ini:

Harga Tiket Masuk Taman Nasional Gunung Leuser

Ekowisata di Taman Nasional Gunung Leuser

Untuk kalian yang sekedar ingin merasakan bermain di alam, tidak ada salahnya untuk mengunjungi salah satu ekowisata yang terdapat di kawasan taman nasional gunung leuser. Banyak berbagai aktifitas yang bisa kalian lakukan ketika sedang mengunjungi salah satu ekowisata di taman nasional tersebut. Mulai dari kegiatan yang sederhana seperti pengamatan hewan liar, hingga arung jeram yang dapat memacu adrenalin kalian. Berikut adalah beberapa ekowisata yang terdapat di kawasan gunung leuser nationalpark.

  • Tangkahan - Ekowisata pertama yang terdapat di kawasan taman nasional gn leuser adalah tangkahan. Lokasi ini berada di desa Namo Sialang dan desa Sei Serdang, Kec. Batang Serangan, Kab. Langkat Provinsi Sumatera Utara. Dengan jarak kurang lebih 95 km dari pusat kota Medan, kalian bisa menikmati berbagai macam aktifitas di Tangkahan seperti pengamatan gajah jinak, jungle patrol bersama gajah, susur goa, memancing, tubbing, trekking hutan dan camping.
  • Bukit Lawang - Dengan jarak kurang lebih 80 km dari kota Medan, Bukit Lawang menjadi salah satu lokasi wisata yang diburu oleh para pelancong dari dalam dan luar negeri. Ekowisata ini berada di desa Perkebunan Bukit Lawang, Kec. Bahorok, Kab. Langkat Provinsi Sumatera Utara. Sama seperti ekowisata sebelumnya di kawasan Bukit Lawang kalian bisa menjelajah goa, menikmati keindahan air terjun dengan mengarungi jeram sungai bahorok dan berkemah di area camping ground. Tidak hanya itu kalian juga bisa melakukan jungle track untuk melakukan pengamatan satwa-satwa yang terdapat di sekitar kawasan Bukit Lawang seperti orangutan sumatera, kedih, monyet ekor panjang, burung dan binatang yang lainnya.
  • Kedah - Salah satu lokasi yang menjadi pintu masuk ke jalur pendakian dan akses terakhir untuk kendaraan, sebelum kalian melakukan treking ke dalam hutan yang lebat dan mendaki ke puncak leuser, puncak Loser dan puncak tanpa nama. Selain itu kalian juga bisa menikmati indahnya air terjun Uning yang memiliki lebar 2,5 meter dengan ketinggian 11 meter. Kawasan wisata yang terletak di desa Penosan Sepakat Kec. Blangkejeren Kab. Gayo Lues Provinsi Aceh ini, di dominasi dengan pemandangan sawah dan hutan pinus yang alami. 
  • Batu Katak - Kawasan wisata alam Batu Katak ini memiliki hutan yang cukup lebat, karena sebagian besar hutan yang terdapat di Batu Katak merupakan hutan primer yang menjadi habitat alami dari berbagai jenis binatang liar yang suka berkeliaran di sekitar kawasan wisata alam tersebut. Lokasi Ekowisata yang berada di dusun Batu Katak desa Batujongjong Kec. Bohorok, Kab. Langkat Provinsi Sumatera Utara ini hanya membutuhkan waktu sekitar 3 - 4 jam dari kota Medan. Jika kalian beruntung, kalian akan dapat menemukan jenis bunga terbesar di dunia yaitu bunga bangkai (Amorphophalus Titanium) dan bunga Rafflesia (Rafflesia SP). Tidak hanya itu kalian juga bisa melakukan aktifitas seperti susur goa, wisata budidaya lebah madu trigona, wisata sungai berkail dan wisata budaya suku Karo.
  • Lawe Gurah - Tidak hanya di Batu Katak saja kalian bisa melihat bunga Rafflesia, bunga terbesar di dunia. Kawasan ekowisata Lawe Gurah juga menyediakan fasilitas untuk menikmati bunga terbesar di dunia tersebut. Menariknya selain sebagai tempat wisata, Lawe Gurah juga difungsikan sebagai tempat penelitian, karena terdapat stasiun penelitian Ketambe di seberang kawasan Lawe Gurah. Untuk menuju lokasi ini pun tidak terlalu sulit, dari kota Medan kalian hanya menuju ibu kota kabupaten Aceh Tenggara atau Kutacane dengan memakan waktu sekitar 6 jam. Lalu dari Kutacane menuju tempat wisata Lawe Gurah dengan jarak sekitar 30 km. Banyak berbagai aktifitas yang bisa kalian lakukan di kawasan tersebut, diantaranya adalah trekking, berkemah, arung jeram di sungai alas, pemandian air panas dan menikmati kebudayaan lokal Alas Gayo.
  • Rantau Sialang - Merupakan satu-satunya kawasan wisata alam yang memiliki habitat pantai di kawasan taman nasional gunung leuser, objek wisata ini berbatasan langsung dengan dua desa yang terdapat di kabupaten Aceh Selatan yakni desa Ujung Mangki dan desa Pasie Lembang yang terletak di Kec. Kluet Selatan dan Bangkong. Pantai Rantau Sialang merupakan habitat alami untuk penyu belimbing, penyu abu-abu dan penyu hijau yang sedang bertelur. Ketika musim kawin tiba kawasan ini berfungsi pula sebagai stasiun konservasi penyu Rantau Sialang. Kalian bisa melepasliarkan tukik, melihat penyu bertelur dan wisata edukasi lainnya ketika sedang mengunjungi objek wisata ini.
  • Danau Laot Bangko - Objek wisata ini memiliki panorama alam danau yang daya tarik dan keindahannya masih asli dan alami, dengan dukungan panorama alam pegunungan hutan hujan tropis, maka kawasan wisata ini wajib kalian datangi jika sedang berkunjung ke taman nasional gunung leuser. Danau Laot Bangko terletak di desa Ujung Padang Kec. Bakongan, Kab. Aceh Selatan. Dari ibukota Kab. Aceh Selatan menuju Danau Laot Bangko hanya berjarak sekitar 90 km atau memakan waktu tempuh sekitar 1.5 jam. Banyak kegiatan yang bisa kalian lakukan di Danau Laot Bangko diantaranya adalah menikmati panorama danau yang dikelilingi oleh hutan hujan tropis, selain itu kalian juga bisa menikmati atraksi dari hewan-hewan liar yang berada di sekitaran danau tersebut.    

Transportasi Menuju Taman Nasional Gunung Leuser

transportasi menuju taman nasional gunung leuser

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, jalur Kedah merupakan jalur yang kerap digunakan oleh para pendaki untuk melakukan pendakian ke gunung leuser. Uniknya meskipun puncak gunung leuser terdapat di provinsi Aceh, tetapi perjalanan menuju basecamp desa Kedah lebih mudah jika di akses melalui provinsi Sumatera Utara. 

Dari kota Medan kalian bisa naik angkutan umum yang menuju Kecamatan Blangkejeren sebelum ke desa Kedah, rata-rata angkutan umum tersebut akan berangkat dari Medan sekitar pukul 19.00 malam. Lalu akan sampai di Blangkejeren pada keesokan pagi harinya. Jika kalian ingin langsung melakukan pendakian, biasanya para sopir angkutan umum tersebut akan menawarkan untuk mengantarkan hingga ke titik awal pendakian atau pintu masuk gunung leuser.

Jika kalian merasa lelah untuk melanjutkan perjalanan, tidak ada salahnya untuk beristirahat sejenak di desa Kedah, desa terakhir yang berada di kaki gunung leuser. Banyak terdapat tempat penginapan atau guesthouse yang bisa kalian sewa untuk dijadikan tempat singgah atau basecamp sementara. Sembari kalian menyusun rencana perjalanan, kalian juga bisa memeriksa kondisi peralatan pendakian yang kalian bawa dan sekaligus mengumpulkan bahan-bahan logistik yang belum dibeli. Setelah dirasa semua peralatan dan logistik sudah siap maka kalian bisa langsung melanjutkan pendakian dengan di temani oleh pemandu lokal.

Posting Komentar

© Mountana.eu.org. All rights reserved.